Senin, 04 Juni 2012

Gadis itu adalah Ana........

Tujuh tahun yang lalu................

Ana duduk melamun di depan rumah.... kuhampiri........" ada apa Ana, mengapa wajahmu sedih begitu". Dengan berlinang air mata Ana menjawab kalau dia tidak diizinkan oleh ibunya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, padahal dia telah berhasil lulus sebagai mahasiswa undangan di Perguruan Tinggi Negeri yang ada di kota M.

Dengan heran kulanjutkan pertanyaanku" mengapa demikian, bukankah itu suatu kebanggaan bagi ibu dan keluargamu? dan tidak harus bersusah payah lagi mengikuti tes perguruan tinggi negeri".

Dengan terisak Ana menceritakan bahwa ibunya tidak memiliki biaya untuk menyekolahkannya ke perguruan tinggi dan dia merasa bahwa keluarganya tidak bangga dengan predikat mahasiswa undangan yang diperolehnya. Aku memeluk Ana merasakan kesedihan gadis itu.

Ya.. Allah, kasihan Ana. Dia seorang gadis yang pintar tapi mesti harus menghentikan cita-citanya karena ibunya yang janda tidak memiliki biaya.. Aku tidak tahu harus mengatakan apa..hanya mampu berkata" Ana, kamu tidak boleh putus asa, sebaliknya ini adalah momen yang sangat tepat buat kamu untuk membuktikan kepada ibu dan keluargamu serta orang lain bahwa meski keluarga kamu kurang mampu tapi kamu bisa melanjutkan pendidikan dan mencapai cita-cita. Lagian banyak kok orang yang bekerja sambil melanjutkan kuliahnya dan juga banyak orang yang berasal dari keluarga susah mampu menjadi orang sukses".
Kalimat motivasi lainnya juga kuberikan untuk menghibur Ana hingga akhirnya Ana terlihat lebih ceria.


Hari ini.............

Ketika aku sedang berbelanja di swalayan yang ada di komplek perumahanku di kota P..... aku mendengar seseorang memanggilku dengan panggilan "Bunda".......
Aku berpaling ke belakang dan melihat seorang wanita muda menghampiri dan berkata "Bun....... masih ingat aku?".
Sejenak kuperhatikan wanita muda itu dari wajah hingga kaki, cantik dan kelihatan seperti seorang terpelajar.."Siapa ya?"
Wanita itu menjawab "Bun... ini Ana, masa bunda lupa. Tetangga bunda waktu di kota D dulu".
" Ya ampun Ana.... kamu cantik sekali, udah kerja"? tanyaku
Ana menjawab "Udah bun... Ana sekarang bekerja di Perusahaan "R" yang kutahu merupakan sebuah perusahaan besar berstandar internasional. Lalu Ana menggandeng tanganku duduk disebuah cafe yang tidak jauh dari swalayan tersebut.

Mataku tak lepas memandangi Ana yang sangat cantik sekali dengan kacamata minus menempel di wajahnya. Ana bercerita bahwa dia telah menyelesaikan kuliahnya di fakultas ekonomi jurusan Akuntansi di perguruan tinggi negeri M dimana ia menjadi mahasiswa undangan dulunya.. Aku terkejut dan senang kalau akhirnya dia bisa melanjutkan kuliahnya. Ana melanjutkan ceritanya bahwa setelah pertemuannya denganku beberapa tahun lalu, semangat belajarnya semakin tinggi setelah mendengarkan kalimatku pada waktu itu. Dia berupaya membujuk ibunya memberikan izin dan berjanji tidak akan menyusahkan ibunya serta akan menyelesaikan pendidikan tepat pada waktunya dengan nilai yang memuaskan. Setelah memperolah izin dari ibunya, Ana bekerja keras mencari biaya untuk membayar uang pembangunan di perguruan tinggi negeri tersebut. Sebelum mulai perkuliahan, ia memiliki waktu lebih kurang dua bulan dan ia gunakan untuk bekerja dengan menjadi pembantu rumah tangga hingga gajinya mencukupi untuk biaya masuk kuliah. Dengan uang itu ia bisa berangkat ke kota M dan mulai kuliah sambil memberi les privat bahasa Inggris pada beberapa anak SD. Dan dengan uang itulah ia mampu menambah biaya yang dikirimkan ibunya. Alhamdulillah dalam waktu 3 tahun ia telah berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan nilai sangat memuaskan dan langsung mendapat pekerjaan di perusahaan "R" sebagai tenaga akuntan.

Tak terasa airmataku menetes mendengar cerita Ana... dan aku tak pernah menyangka kalau kalimatku yang bertujuan hanya untuk menghibur Ana menjadi motivasi yang sangat kuat bagi dia untuk melanjutkan pendidikannya... Sekarang Ana yang berada di depanku bukan lagi seorang remaja yang susah dan sederhana, melainkan sosok perempuan muda yang sangat cantik dan berpenampilan menarik dengan kepribadian yang sangat kuat.. Ternyata kesusahan hidup bukanlah halangan dan rintangan dalam mencapai cita-cita.


Oleh RAF........






Tidak ada komentar:

Posting Komentar