Minggu, 03 Juni 2012

Media Pembelajaran


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Penulisan
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, guru dituntut mampu menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, yaitu pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Situasi pembelajaran yang demikian harus diupayakan untuk semua mata pelajaran. Dengan begitu, diharapkan peningkatan mutu pendidikan dapat tercapai secara optimal.
Selaras dengan apa yang dikatakan Bobbi Deporter dalam bukunya Quantum learning bahwa agar efektif belajar dapat dan harus menyenangkan agar  membuat peserta didik menyenangi suatu mata pelajaran yang diajarkan, guru dituntut kreatif menciptakan situasi pembelajaran yang inovatif dengan mengerahkan secara optimal sumber daya dan sumber dana yang ada. Di sinilah tantangan bagi guru agar bisa meramu pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan.
Guru sebagai faktor penentu memiliki pengaruh besar dalam hal menanamkan konsep terhadap peserta didik. Penguasaan guru terhadap materi pelajaran, kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran serta kemampuan guru dalam menetapkan media pembelajaran sangat menentukan terhadap keberhasilan proses pembelajaran, di samping adanya potensi dan kemauan peserta didik sendiri.
Jika kita melihat ke belakang, masih banyak guru melakukan proses pembelajaran dengan orientasi pada kemampuan kognitif peserta didik, dan tidak jarang melupakan peran kemampuan afektif maupun perkembangan psikomotor peserta didik, sehingga perubahan kedewasaan peserta didik setelah mengikuti rangkaian pembelajaran menjadi kurang maksimal. Peserta didik hanya diharapkan mampu menguasai sederetan konsep pelajaran yang telah ditanamkan dnegan keyakinan semakin peserta didik pintar dalam belajar, maka ia akan berhasil di kehiduannya pada masa mendatang. Sehingga tidak jarang hal ini membuat guru menyajikan pembelajaran dengan metode yang kurang variatif karena mereka merasa dikejar dengan target pencapaian pelajaran.
Aspek kemampuan afektif dan psikomotorik juga perlu dipertimbangkan, karena ternyata banyak peserta didik yang berhasil dengan kemampuan-kemampuan ini dan bukan hanya sekedar mengandalkan kemampuan kognitif.
Proses belajar, adalah usaha pendewasaan peserta didik yang dilakukan dengan membekali peserta didik dengan berbagai ilmu pengetahuan, keterampilan sehingga dengan pengetahuan dan keterampilan tersebut, peserta didik dapat sukses menjalani kehidupannya, baik dimasa sekarang maupun di masa yang akan datang.
Kegiatan belajar yang sesuai dengan perkembangan dan perubahan paradigma pendidikan, adalah kegiatan belajar yang mampu mensinergikan ranah kognitif, afektif dan psikomotor secara bersamaan, selanjutnya kegiatan belajar tidak hanya menempatkan peserta didik sebagai objek yang harus mengikuti seluruh keinginan guru, tetapi kegiatan belajar yang mampu mendukung perubahan adalah kegiatan belajar yang membuka dialog dan komunikasi aktif antara peserta didik dan guru.
Ada sebuah ungkapan “saya mendengar lalu saya lupa, saya melihat lalu saya ingat, saya berbuat lalu saya mengerti”. Dari ungkapan tersebut, dapat disimpulkan terhadap kegiatan pembelajaran di kelas bahwa  suatu materi yang disampaikan dengan metode ceramah akan mudah dilupakan oleh peserta didik, tetapi jika mereka melihat dengan langsung apa yang sedang dipelajari, maka membuat para peserta didik akan mampu mengingat dan memaknai pengetahuan tersebut. Dari ungkapan tersebut, maka  penulis berasumsi bahwa pemakaian media pembelajaran menjadikan peserta didik bisa melihat dan berbuat tidak hanya mendengar.
Oleh karena itu, dalam penulisan makalah ini penulis memperkenalkan sebuah media pembelajaran visual, yakni alat peraga yang dapat dilihat dengan indra. Di sisi lain, melalui penulisan makalah ini, penulis ingin meningkatkan motivasi belajar peserta didik  dengan cara yang menyenangkan.
Kegiatan pembelajaran sedemikian dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang ada di sekitar kehidupan peserta didik dan di lingkungan sekolah, selanjutnya media yang ada akan lebih bermakna jika berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari.
 Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran visual dapat dilihat secara langsung oleh peserta didik. Penggunaan media pembelajaran akan memberi banyak keuntungan kepada peserta didik, karena peserta didik dapat memahami dengan baik konsep dan karakteristik materi yang disampaikan, selanjutnya guru akan menjadi lebih kreatif dalam menggunakan dan memilih media  yang sesuai dengan materi ajar yang akan disampaikan, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan minat belajar, kreativitas dan hasil belajar peserta didik.

B.       Tujuan Penulisan
Sebagai komponen yang sangat mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran yang diharapkan, guru dihadapkan pada alternatif pilihan untuk mau merubah diri, dalam arti dapat menerapkan metode dan penggunaan media yang mendukung pembelajaran dna tidak lagi bertahan dengan metode pengajaran yang konvensional.
Penulisan makalah penggunaan media pembelajaran visual ini bertujuan untuk melihat sejauh mana peranan media visual dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik yang nantinya juga akan meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

C.      Manfaat Penulisan
            Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para guru sebagai upaya meningkatkan metode dan penyajian materi pelajaran agar mampu mencapai hasil pembelajaran yang telah ditentukan  melalui penggunaaan media visual. Disamping itu makalah ini juga ditujukan memberi masukan kepada pihak sekolah agar lebih tanggap terhadap kebutuhan-kebutuhan guru dan peserta didik tentang media pembelajaran yang mendukung.


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Media
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi.
Lebih lanjut, AECT  mendefinisikan  media sebagai bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.    Gagne menyebutkan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat merangsang untuk belajar. Sementara     Briggs lebih lanjut mengemukakan bahwa  media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar
Menurut Djamarah (1995) kata media memiliki makna  perantara. Secara khusus, kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima. Jika dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah diberikan oleh para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi. Sebagai salah satu aspek yang sangat menentukan keberhasilan dalam belajar mengajar, pemilihan media pembelajaran yang tepat sangat diperlukan.
Menurut Hamalik (1986),  media pembelajaran yang tepat dapat membangkitkan motivasi, keinginan, minat dan rangsangan kepada peserta didik sehingga dapat membantu pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data serta memadatkan informasi.
Dalam mengajar, panca indera dan seluruh kesanggupan seorang peserta didik perlu dirangsang, digunakan dan dilibatkan, sehingga ia tak hanya mengetahui, melainkan dapat memakai dan melakukan apa yang dipelajari. Panca indera yang paling umum dipakai dalam mengajar adalah mendengar. Melalui mendengar, peserta didik mengikuti peristiwa demi peristiwa dan ikut merasakan apa yang disampaikan. Seolah-olah telinga mendapat mata. Peserta didik melihat sesuatu dari apa yang diceritakan.
Ilmu pendidikan berpendapat, bahwa hanya 20% dari apa yang didengar dapat diingat kemudian hari. Kesan yang lebih dalam dapat dihasilkan jikalau apa yang diceritakan "dilihat" melalui sebuah gambar. Dengan demikian melalui mendengar dan melihat akan diperoleh kesan yang jauh lebih dalam. Media mengajar dapat membantu peserta didik untuk mengingat dengan lebih baik, yaitu mampu mengingat 50% dari apa yang didengar dan dilihatnya. Dari uraian di atas kita dapat mengetahui bahwa alat peraga penting untuk menimbulkan perhatian, memberi pengertian yang lebih mudah, memelihara perhatian, dan membantu ingatan.

B.       Pemilihan Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran dapat merangsang imajinasi dan memberikan kesan yang dalam, namum guru sebaiknya memakai alat peraga yang tepat dan bermutu sebagai alat bantu mengajar. Dalam memilih media pembelajaran yang tepat, guru  sebaiknya menghindari hal-hal berikut:
  • Media mengajar yang terlalu kecil, sehingga sulit dilihat dari segala penjuru kelas dan hal ini akan memotivasi kelas menjadi  ribut.
  • Gambar yang terlalu asing pada perasaan peserta didik, umpamanya gambar tertentu dari luar negeri yang kurang cocok di Indonesia. Perasaan aneh atau lucu tidak menguntungkan dalam proses belajar mengajar ini.
Meskipun banyak manfaat yang dibeirkan oleh penggunaan media pembelajaran, masih ditemui adanya guru yang enggan berupaya memaksimalkan penggunaan media pembelajaran ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor sebagai beirkut :
1.    Asumsi bahwa menggunakan media itu repot.
2.    Menganggap media itu canggih dan mahal.
3.    Tidak bisa menggunakan media yang ada.
4.    Asumsi bahwa media itu hiburan, memperkecil kemungkinan peserta
      didik  tetap  konsentrasi terhadap pelajarannya.
5.    Tidak tersedianya media pembelajaran visual.
6.    Kebiasaan menikmati ceramah/bicara tanpa media visual.

C.  Fungsi Media Pembelajaran
Pada dasarnya ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu diketahui, yaitu :
1.      Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
Penyampaian materi ajar yang memiliki tingkat kesukaran tinggi,  tentu sulit untuk dipahami oleh peserta didik. Agar  mempermudah peserta didik dalam memahaminya, maka guru dapat menggunakan bantuan media. Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran dengan bantuan media dapat mempertinggi kualitas kegiatan belajar peserta didik dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar peserta didik dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik dari pada tanpa bantuan media.
2.      Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai  asal bahan pembelajaran bagi para peserta didik. Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan.
Lebih rinci menurut Levie dan Lentz (1982), media pembelajaran memiliki empat fungsi yaitu:
1.      Fungsi atensi, yaitu dapat menarik dan mengarahkan perhatian peserta didik untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran.
2.      Fungsi afektif, yaitu dapat menggugah emosi dan sikap peserta didik.
3.      Fungsi kognitif, yaitu memperlancar tujuan untuk memahami dan mengingat informasi/pesan yang terkandung dalam gambar.
4.      Fungsi compensations, yaitu dapat mengakomodasikan peserta didik yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau secara verbal.

D.   Jenis – jenis Media pembelajaran
Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian informasi dan pesan – pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat – sifat media tersebut. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku dalam mengelompokkan media. Jadi banyak tenaga ahli mengelompokkan atau membuat klasifikasi media akan tergantung dari sudut mana mereka memandang dan menilai media tersebut.
Berdasarkan jenisnya, media dapat dibedakan atas:
1.      Media audiktif,
adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja. Yang termasuk jenis media ini antara lain meliputi tape recorder dan radio.


2.      Media visual,
adalah media yang hanya mengandalkan indra pengelihatan. Yang temasuk jenis ini antara lain meliputi gambar, foto, serta benda nyata yang tidak bersuara.
3.      Media audio visual.
adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Beberapa contoh media audiovisual meliputi televisi, video, film, atau demonstrasi langsung. Media audiovisual dapat Anda bedakan lagi menjadi:

E.  Ciri-ciri Media Pembelajaran
Batasan media menurut Flemming (1987:234) alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikan. Media dapat mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses pembelajaran peserta didik dan isi pelajaran. Selain itu media dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pengajaran yang melakukan peran mediasi. Mulai dari guru, sampai pada peralatan yang paling canggih, dapat disebut sebagai media. Dengan kata Penggunaan media dalam proses pembelajaran memiliki karakteristik sebagai beirkut :
1.      Ciri Fiksatif
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek. suatu peristiwa atau obyek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, disket komputer dan film. Suatu obyek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan kamera dapat dengan mudah diproduksi kapan saja diperlukan.
2.      Ciri Manipulatif
Ciri manipulatif yaitu dimana suatu kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan pada peserta didik dalam waktu dua atau tiga menit dengan tehnik pengambilan gambar time lapse recording.
3.      Ciri Distributif
Ciri distributif yaitu suatu ciri dimana dimungkinkannya suatu objek ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar peserta didik dengan stimulus pengalaman yang relatif lama mengenai kejadian ini.
            Disamping memiliki ciri-ciri di atas, media pembelajaran juga memiliki kriteria dan syarat-syarat sebagai berikut :
  1. Tahan Lama
  2. Bentuk dan warnanya menarik
  3. Sederhana dan mudah dikelola
  4. Ukurannya sesuai
  5. Dapat menyajikan konsep matematika baik dalam bentuk real, gambar, atau diagram
  6. Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berfikir abstrak bagi peserta didik
  7. Menjadikan peserta didik belajar aktif dan mandiri dengan memanipulasi alat peraga
  8. Bila mungkin media tersebut bisa berfaedah lipat (banyak).

F.            Penggunaan Media Visual dalam Pembelajaran
         Seperti yang telah diungkapkan di atas,  media visual merupakan media yang dapat dilihat untuk dalam menyampaikan atau membeirkan makna kepada materi pembelajaran. Media visual juga memiliki banyak jenis, antara lain :
1.  Media yang tidak diproyeksikan, diantaranya:
a.    Media realia (benda nyata).
b.    Model (benda tiruan dalam wujud tiga dimensi).
c.    Media grafis. Jenis-jenis media grafis adalah:
•    gambar / foto
•    sketsa:
•    diagram / skema.
•    bagan / chart
•    grafik
2.  Media proyeksi, diantaranya:
a. Transparansi OHP (Overhead projector / OHP).
b. Film bingkai / slide
         Contoh media visual yang sering digunakan adalah gambar. Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk 2 dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip dan opaque proyektor (Hamalik, 1994). Media gambar merupakan media yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasan umum dan dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja.  Media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya relatif terhadap lingkungan (Soelarko, 1980).
Media gambar dapat memberi gagasan dan dorongan kepada guru dalam mengajar peserta didik, sehingga tidak tergantung pada gambar dalam buku teks saja melainkan dapat menggunakan media gambar dari majalah dan tabloid. Penggunaan gambar  dapat menerjemahkan konsep abstrak menjadi lebih realistis dan berwujud, sehingga peserta didik tidak hanya dapat membayangkan saja. Di samping itu suasana pembelajaran menjadi semakin menyenangkan.
            Secara garis besar fungsi utama penggunaan media gambar adalah :
a.       Fungsi edukatif; artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif pada pendidikan.
b.      Fungsi sosial; artinya memberikan informasi yang autentik dan pengalaman berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap orang.
c.       Fungsi ekonomis; artinya memberikan produksi melalui pembinaan prestasi kerja secara maksimal.
Media pembelajaran visual telah terbukti lebih efisien dalam melakukan komunikasi antara pendidik dengan peserta didik. Media pembelajaran visual  mempunyai hubungan positif yang cukup tinggi dengan materi pelajaran. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran visual merupakan media pembelajaran yang cukup baik dan efisien.
Guru dapat menggunakan media pembelajaran visual dengan baik dan benar. Namun hal yang perlu diperhatikan adalah guru tersebut mampu mengusai cara penggunaannya dengan benar. Media pembelajaran visual sebaiknya digunakan di tempat yang tepat, sesuai dengan jenis medianya. Misalnya, media yang tidak diproyeksikan dapat digunakan diluar kelas. Hal ini memungkinkan untuk media pembelajaran visual yang berupa benda nyata dan media grafis.
Dalam penggunaan media pembelajaran visual berbentuk benda nyata misalnya, dalam pelajaran biologi, dapat menggunakan tumbuhan diluar kelas sebagai media pembelajaran visual. Media grafis dan model pun bisa digunakan diluar kelas, apabila media tersebut memungkinkan untuk digunakan diluar kelas. Sedangkan untuk media pembelajaran yang diproyeksikan, tempat yang tepat adalah di dalam kelas. Mengingat kebutuhannya akan alat-alat yang cukup berat, dan dibutuhkannya aliran listrik, tentu penggunaan media pembelajaran visual yang diproyeksikan ini lebih baik digunakan di dalam kelas.
Melihat berbagai macam jenis media visual, dapat simpulkan bahwa media pembelajaran visual dapat digunakan kapan saja saat dibutuhkan. Para guru dapat menyesuaikan jenis media visual apa yang dibutuhkan, dan disesuaikan dengan tempat kegiatan belajar mengajar; apakah di dalam atau di luar ruangan.
 
G.    Kelebihan Penggunaan Media Pembelajaran Visual
Penggunaan media pembelajaran visual dapat diilihat secara langsung oleh peserta didik dan mewakili materi-materi yang disampaikan oleh guru. Penggunaan ini banyak sekali memberi manfaat, biak kepada guru maupun pada peserta didik. Lebih rincinya, beberapa manfaat yang dapat diberikan dari penggunaan media visual ini adalah :
1.    Menarik
Beberapa penelitian membuktikan bahwa pembelajaran yang diserap melalui media penglihatan (media visual), terutama media visual yang menarik, dapat mempercepat daya serap peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan.
Salah satu keuntungan penggunaan media pembelajaran visual adalah, bentuknya dapat dibuat semenarik mungkin, agar peserta didik tertarik untuk mempelajarinya. Misalnya dalam media jenis gambar atau proyeksi, media tersebut dapat dibuat dengan menambahkan animasi yang eye catching, warna yang membangkitkan semangat, dan lain-lain. Sedangkan untuk Media yang berupa model, dapat diwarnai dan dibentuk semirip mungkin dengan yang asli sehingga mudah diingat.
2.    Lebih mudah diingat
Seperti yang telah dibahas diatas, bentuk nyata, gambar, atau gambar bergerak akan lebih mudah diingat oleh para peserta didik. Apabila dibandingkan dengan media pembelajaran yang hanya berupa text book, para peserta didik akan sedikit kesulitan untuk mengingatnya.
3.    Variatif
Karena jenisnya yang beragam, guru dapat menggunakan semua jenis media visual yang ada. Hal ini dapat menciptakan sesuatu yang variatif, dan tidak membosankan bagi para peserta didiknya. Misalnya saja, dalam pelajaran matematika saat membahas tentang materi bangun ruang, guru dapat menggunakan semua media pembelajaran, mulai dari gambar (yang mungkin berupa poster, hasil gambar pendidik sendiri, dan lain-lain), benda nyata (dengan membawa barang yang berbentuk bangun ruang), atau dengan membuat video gambar bergerak tentang bangun ruang.
4.    Dapat melibatkan peserta didik dalam menggunakannya
Artinya, apabila media pembelajaran visual yang digunakan adalah media pembelajaran non proyeksi, para peserta didik dapat dengan langsung menyentuh dan belajar menerangkannya juga. Misalnya, saat mempelajari anatomi tubuh dalam pelajaran biologi, peserta didik dapat diminta maju kedepan, melihat model anatomi lebih dekat, dan diminta untuk menunjukan satu bagian yang diminta oleh pendidiknya.

H. Kelemahan Penggunaan Media Pembelajaran Visual
            Disamping memiliki kelebihan dalam penggunaan, media visual juga memilki kelemahan yang harus dapat diatasi oleh guru dalam menggunakannya. Beberapa kelemahan terseut antara lain:
 1.    Sulit dibawa bawa
Beberapa media pembelajaran visual yang memiliki ukuran besar cukup menyulitkan untuk dibawa kesana-kemari. Begitu pula untuk menyajikan media pembelajaran visual yang diproyeksikan, tentu membutuhkan banyak benda-benda penunjang yang cukup merepotkan utnuk selalu dibawa-bawa.
2.    Membutuhkan listrik
Untuk media pembelajarn visual yang diproyeksikan, harus membutuhkan listrik. Hal ini cukup merepotkan apabila terjadi gangguan di sumber listrik, dan cukup membahayakan apabila tidak digunakan dengan hati-hati.
3.    Apabila dipakai oleh peserta didik, kemungkinan cepat rusak
Salah satu keuntungan dari media pembelajaran visual adalah dapat digunakan juga oleh peserta didik. Namun, dari keuntungan ini, muncul kerugian juga, karena apabila digunakan dengan banyak orang, media yang digunakan dapat menjadi cepat rusak.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada pengunaan media visual, sebaiknya seorang guru menggunakan media visual yang cukup mudah dipahami dan dibawa, sehingga penggunaaannya dapat befungsi dnegan maksimal untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

I.              Contoh Gambar Media Pembelajaran Visual
Sebagian besar media visual adalah berupa gambar, dan dalam makalah ini penulis melampirkan beberapa contoh media visual gambar, antara lain : a. Mode, b. Poster, c. Benda konkrit (nyata), d. Peta Konsep, e. Grafik.

 

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dalam menciptakan kondisi belajar mengajar yang kreatif, dibutuhkan sarana dan prasarana yang dapat menunjang terjadiya aktivitas pembelajaran, sesuai dengan kemmapuan guru dan peserta didik. Salah satu dari komponen yang memungkinkan proses pembelajaran dapat berlangsung dengan menyenangkan adalah penggunaan media pembelajaran yang selektif.
Melihat begitu pentingnya media pebelajran dalam proses belajar mengajar, maka media berfungsi sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan dan dapat membantu peserta didik dalam menerima pelajaran. Media pembelajaran dapat memberikan pengertian yang jelas kepada peserta didik tentang materi yang diterimanya dair guru.
Setiap guru selalu berharap materi  yang disajikannya dapat dipahami dan dimengerti oleh peserta didik. Peranan media pembelajaran akan sangat terlihat jika guru mampu memanfaatnya dengan baik.
Salah satu bentuk dari media pembelajaran adalah media visual, yaitu media pembelajaran yang dapat dilihat secara langsung oleh peserta didik. Berbagai jenis media visual dapat digunakan dalam menyampaikan materi. Seperti:gambar, foto, grafik, peta konsep dan lain-lainnya.
Penggunaan media visual dalam proses pembelajaran memiliki banyak kelebihan dalam penyajiannya, salah satunya adalah menarik dengan warna-warna cerah yang mampu membangkitkan motivasi belajar peserta didik dan mengundang perhatian pada materi yang disajikan.
Dalam proses pembelajaran, kegunaan media pembelajaran visual adalah :
1.      Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk  kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2.      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
3.      Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif  peserta didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:
      a.  Menimbulkan kegairahan belajar.
b. Memungkinkan interaksi lebih langsung antara peserta didik dengan
    lingkungan dengan kenyataan.
c. Memungkinkan peserta didik belajar sendiri-sendiri menurut
   kemampuan dan minatnya.

B.            Saran
Disamping mampu membentuk kompetensi siswa, penggunaan media pembelajaran visual sebaiknya  memperhatikan hal-hal berikut:
1.      Guru harus mengusahakan media pembelajaran yang mampu menarik  perhatian dan minat siswa dalam belajar.
2.      Penggunaan media pembelajaran visual yang digunakan relevan dengan materi pelajaran.
3.      Sebaiknya menggunakan media visual yang berwarna sehingga menarik perhatian peserta didik.
4.      Penggunaan media visual hendaknya dapat memberi motivasi belajar siswa dan meningkatkan minat terhadap materi yang sedang dipelajari.
5.      Gur harus lebih kreatif dalam mencari dan menciptakan media pembelajaran yang tepat.



 
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

M
http://4.bp.blogspot.com/_MKchsX_qXTY/Ssyt-

udhoffir. 2001. Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.

Mukminan. 2001. Desain Pembelajaran. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta Press.

Prayitno, E. 1989. Motivasi dalam Belajar. Jakarta. Depdikbud.

Sardiman, Arief S. dkk. 2006. Media Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.

Uno, Hamzah B.. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta :
Bumi Aksara


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar