BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penulisan
Untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan, guru dituntut mampu menciptakan situasi
pembelajaran yang kondusif, yaitu pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan. Situasi pembelajaran yang demikian harus diupayakan untuk
semua mata pelajaran. Dengan begitu, diharapkan peningkatan mutu pendidikan
dapat tercapai secara optimal.
Selaras dengan apa
yang dikatakan Bobbi Deporter dalam bukunya Quantum learning bahwa agar efektif
belajar dapat dan harus menyenangkan agar membuat peserta didik menyenangi suatu mata
pelajaran yang diajarkan, guru dituntut kreatif menciptakan situasi
pembelajaran yang inovatif dengan mengerahkan secara optimal sumber daya dan
sumber dana yang ada. Di sinilah tantangan bagi guru agar bisa meramu
pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan.
Guru sebagai faktor
penentu memiliki pengaruh besar dalam hal menanamkan konsep terhadap peserta
didik. Penguasaan guru terhadap materi pelajaran, kemampuan guru dalam memilih
dan menggunakan metode pembelajaran serta kemampuan guru dalam menetapkan media
pembelajaran sangat menentukan terhadap keberhasilan proses pembelajaran, di
samping adanya potensi dan kemauan peserta didik sendiri.
Jika kita melihat ke
belakang, masih banyak guru melakukan proses pembelajaran dengan orientasi pada
kemampuan kognitif peserta didik, dan tidak jarang melupakan peran kemampuan
afektif maupun perkembangan psikomotor peserta didik, sehingga perubahan
kedewasaan peserta didik setelah mengikuti rangkaian pembelajaran menjadi
kurang maksimal. Peserta didik hanya diharapkan mampu menguasai sederetan
konsep pelajaran yang telah ditanamkan dnegan keyakinan semakin peserta didik
pintar dalam belajar, maka ia akan berhasil di kehiduannya pada masa mendatang.
Sehingga tidak jarang hal ini membuat guru menyajikan pembelajaran dengan
metode yang kurang variatif karena mereka merasa dikejar dengan target
pencapaian pelajaran.
Aspek kemampuan
afektif dan psikomotorik juga perlu dipertimbangkan, karena ternyata banyak peserta
didik yang berhasil dengan kemampuan-kemampuan ini dan bukan hanya sekedar mengandalkan
kemampuan kognitif.
Proses belajar, adalah
usaha pendewasaan peserta didik yang dilakukan dengan membekali peserta didik
dengan berbagai ilmu pengetahuan, keterampilan sehingga dengan pengetahuan dan
keterampilan tersebut, peserta didik dapat sukses menjalani kehidupannya, baik
dimasa sekarang maupun di masa yang akan datang.
Kegiatan belajar yang
sesuai dengan perkembangan dan perubahan paradigma pendidikan, adalah kegiatan
belajar yang mampu mensinergikan ranah kognitif, afektif dan psikomotor secara
bersamaan, selanjutnya kegiatan belajar tidak hanya menempatkan peserta didik
sebagai objek yang harus mengikuti seluruh keinginan guru, tetapi kegiatan
belajar yang mampu mendukung perubahan adalah kegiatan belajar yang membuka
dialog dan komunikasi aktif antara peserta didik dan guru.
Ada sebuah ungkapan
“saya mendengar lalu saya lupa, saya melihat lalu saya ingat, saya berbuat lalu
saya mengerti”. Dari ungkapan tersebut, dapat disimpulkan terhadap kegiatan
pembelajaran di kelas bahwa suatu materi
yang disampaikan dengan metode ceramah akan mudah dilupakan oleh peserta didik,
tetapi jika mereka melihat dengan langsung apa yang sedang dipelajari, maka
membuat para peserta didik akan mampu mengingat dan memaknai pengetahuan
tersebut. Dari ungkapan tersebut, maka penulis berasumsi bahwa pemakaian media
pembelajaran menjadikan peserta didik bisa melihat dan berbuat tidak hanya
mendengar.
Oleh karena itu, dalam
penulisan makalah ini penulis memperkenalkan sebuah media pembelajaran visual,
yakni alat peraga yang dapat dilihat dengan indra. Di sisi lain, melalui
penulisan makalah ini, penulis ingin meningkatkan motivasi belajar peserta
didik dengan cara yang menyenangkan.
Kegiatan pembelajaran
sedemikian dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang ada
di sekitar kehidupan peserta didik dan di lingkungan sekolah, selanjutnya media
yang ada akan lebih bermakna jika berhubungan langsung dengan kehidupan
sehari-hari.
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan
menggunakan media pembelajaran visual dapat dilihat secara langsung oleh peserta
didik. Penggunaan media pembelajaran akan memberi banyak keuntungan kepada peserta
didik, karena peserta didik dapat memahami dengan baik konsep dan karakteristik
materi yang disampaikan, selanjutnya guru akan menjadi lebih kreatif dalam
menggunakan dan memilih media yang
sesuai dengan materi ajar yang akan disampaikan, sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan minat belajar, kreativitas dan hasil belajar peserta didik.
B. Tujuan Penulisan
Sebagai komponen yang
sangat mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran yang diharapkan, guru dihadapkan
pada alternatif pilihan untuk mau merubah diri, dalam arti dapat menerapkan
metode dan penggunaan media yang mendukung pembelajaran dna tidak lagi bertahan
dengan metode pengajaran yang konvensional.
Penulisan makalah penggunaan
media pembelajaran visual ini bertujuan untuk melihat sejauh mana peranan media
visual dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik yang nantinya juga
akan meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
C.
Manfaat Penulisan
Penulisan
makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para guru sebagai upaya
meningkatkan metode dan penyajian materi pelajaran agar mampu mencapai hasil
pembelajaran yang telah ditentukan melalui penggunaaan media visual. Disamping
itu makalah ini juga ditujukan memberi masukan kepada pihak sekolah agar lebih
tanggap terhadap kebutuhan-kebutuhan guru dan peserta didik tentang media
pembelajaran yang mendukung.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Media
Media berasal dari bahasa
latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti
“Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan
penerima pesan. Media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar
mengajar terjadi.
Lebih lanjut, AECT mendefinisikan media sebagai bentuk dan saluran yang
digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Gagne
menyebutkan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta
didik yang dapat merangsang untuk belajar. Sementara Briggs
lebih lanjut mengemukakan bahwa media
adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang peserta
didik untuk belajar
Menurut Djamarah (1995) kata
media memiliki
makna perantara. Secara khusus, kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi
yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima. Jika dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat komunikasi yang
digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar
dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih
tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan beberapa
definisi yang telah diberikan oleh para ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa
sehingga proses belajar mengajar terjadi. Sebagai salah satu aspek yang
sangat menentukan keberhasilan dalam belajar mengajar, pemilihan media
pembelajaran yang tepat sangat diperlukan.
Menurut
Hamalik (1986), media pembelajaran yang
tepat dapat membangkitkan motivasi, keinginan, minat dan rangsangan kepada peserta
didik sehingga dapat membantu pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan
terpercaya, memudahkan penafsiran data serta memadatkan informasi.
Dalam mengajar, panca indera dan seluruh
kesanggupan seorang peserta didik perlu dirangsang, digunakan dan dilibatkan,
sehingga ia tak hanya mengetahui, melainkan dapat memakai dan melakukan apa
yang dipelajari. Panca indera yang paling umum dipakai dalam mengajar adalah
mendengar. Melalui mendengar, peserta didik mengikuti peristiwa demi peristiwa
dan ikut merasakan apa yang disampaikan. Seolah-olah telinga mendapat mata. Peserta
didik melihat sesuatu dari apa yang diceritakan.
Ilmu pendidikan berpendapat, bahwa hanya 20%
dari apa yang didengar dapat diingat kemudian hari. Kesan yang lebih dalam
dapat dihasilkan jikalau apa yang diceritakan "dilihat" melalui
sebuah gambar. Dengan demikian melalui mendengar dan melihat akan diperoleh kesan
yang jauh lebih dalam. Media mengajar dapat membantu peserta didik untuk
mengingat dengan lebih baik, yaitu mampu mengingat 50% dari apa yang didengar
dan dilihatnya. Dari uraian di atas kita dapat mengetahui bahwa alat peraga
penting untuk menimbulkan perhatian, memberi pengertian yang lebih mudah,
memelihara perhatian, dan membantu ingatan.
B.
Pemilihan Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran dapat merangsang
imajinasi dan memberikan kesan yang dalam, namum guru sebaiknya memakai alat
peraga yang tepat dan bermutu sebagai alat bantu mengajar. Dalam memilih media pembelajaran yang tepat, guru sebaiknya menghindari hal-hal berikut:
- Media mengajar yang terlalu kecil, sehingga sulit dilihat dari segala penjuru kelas dan hal ini akan memotivasi kelas menjadi ribut.
- Gambar yang terlalu asing pada perasaan peserta didik, umpamanya gambar tertentu dari luar negeri yang kurang cocok di Indonesia. Perasaan aneh atau lucu tidak menguntungkan dalam proses belajar mengajar ini.
Meskipun banyak manfaat yang dibeirkan oleh penggunaan media
pembelajaran, masih ditemui adanya guru yang enggan berupaya memaksimalkan
penggunaan media pembelajaran ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
sebagai beirkut :
1.
Asumsi bahwa menggunakan media itu repot.
2.
Menganggap media itu canggih dan mahal.
3.
Tidak bisa menggunakan media yang ada.
4.
Asumsi bahwa media itu hiburan, memperkecil kemungkinan peserta
didik tetap konsentrasi
terhadap pelajarannya.
5.
Tidak tersedianya media pembelajaran visual.
6.
Kebiasaan menikmati ceramah/bicara tanpa media visual.
C. Fungsi Media Pembelajaran
Pada dasarnya ada dua fungsi utama media pembelajaran yang
perlu diketahui, yaitu :
1. Media pembelajaran
sebagai alat bantu dalam pembelajaran
Penyampaian materi
ajar yang memiliki tingkat kesukaran tinggi,
tentu sulit untuk dipahami oleh peserta didik. Agar mempermudah peserta didik dalam memahaminya,
maka guru dapat menggunakan bantuan media. Sebagai alat bantu, media mempunyai
fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini
dilandasi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran dengan bantuan media dapat
mempertinggi kualitas kegiatan belajar peserta didik dalam tenggang waktu yang
cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar peserta didik dengan bantuan media
akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik dari pada tanpa
bantuan media.
2. Media pembelajaran
sebagai sumber belajar
Sumber belajar adalah
segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai
asal bahan pembelajaran bagi para peserta didik. Sumber
belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku
perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan.
Lebih
rinci menurut Levie dan Lentz (1982), media pembelajaran memiliki empat fungsi
yaitu:
1. Fungsi atensi, yaitu dapat menarik dan
mengarahkan perhatian peserta didik untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran.
2. Fungsi afektif, yaitu dapat menggugah emosi
dan sikap peserta didik.
3. Fungsi kognitif, yaitu memperlancar tujuan
untuk memahami dan mengingat informasi/pesan yang terkandung dalam gambar.
4. Fungsi compensations, yaitu dapat
mengakomodasikan peserta didik yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi
pelajaran yang disajikan dengan teks atau secara verbal.
D. Jenis
– jenis Media pembelajaran
Banyak sekali jenis
media yang sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian informasi dan pesan –
pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat pula dikelompokkan sesuai
dengan karakteristik dan sifat – sifat media tersebut. Sampai saat ini belum
ada kesepakatan yang baku dalam mengelompokkan media. Jadi banyak tenaga ahli
mengelompokkan atau membuat klasifikasi media akan tergantung dari sudut mana
mereka memandang dan menilai media tersebut.
Berdasarkan jenisnya, media dapat dibedakan atas:
1.
Media audiktif,
adalah
media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja. Yang termasuk jenis media
ini antara lain meliputi tape recorder dan radio.
2.
Media visual,
adalah
media yang hanya mengandalkan indra pengelihatan. Yang temasuk jenis ini antara
lain meliputi gambar, foto, serta benda nyata yang tidak bersuara.
3.
Media audio visual.
adalah
media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Beberapa contoh media
audiovisual meliputi televisi, video, film, atau demonstrasi langsung. Media
audiovisual dapat Anda bedakan lagi menjadi:
E. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Batasan media menurut Flemming (1987:234) alat yang turut campur
tangan dalam dua pihak dan mendamaikan. Media dapat mengatur hubungan yang
efektif antara dua pihak utama dalam proses pembelajaran peserta didik dan isi
pelajaran. Selain itu media dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap
sistem pengajaran yang melakukan peran mediasi. Mulai dari guru, sampai pada
peralatan yang paling canggih, dapat disebut sebagai media. Dengan kata
Penggunaan media dalam proses pembelajaran memiliki karakteristik sebagai
beirkut :
1.
Ciri Fiksatif
Ciri ini menggambarkan kemampuan media
merekam, menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek.
suatu peristiwa atau obyek dapat diurut dan disusun kembali dengan media
seperti fotografi, video tape, disket komputer dan film. Suatu obyek yang telah
diambil gambarnya (direkam) dengan kamera dapat dengan mudah diproduksi kapan
saja diperlukan.
2.
Ciri Manipulatif
Ciri manipulatif yaitu dimana suatu
kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan pada peserta didik
dalam waktu dua atau tiga menit dengan tehnik pengambilan gambar time lapse
recording.
3.
Ciri Distributif
Ciri distributif yaitu suatu ciri dimana
dimungkinkannya suatu objek ditransformasikan melalui ruang, dan secara
bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar peserta didik
dengan stimulus pengalaman yang relatif lama mengenai kejadian ini.
Disamping
memiliki ciri-ciri di atas, media pembelajaran juga memiliki kriteria
dan syarat-syarat sebagai berikut :
- Tahan Lama
- Bentuk dan warnanya menarik
- Sederhana dan mudah dikelola
- Ukurannya sesuai
- Dapat menyajikan konsep matematika baik dalam bentuk real, gambar, atau diagram
- Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berfikir abstrak bagi peserta didik
- Menjadikan peserta didik belajar aktif dan mandiri dengan memanipulasi alat peraga
- Bila mungkin media tersebut bisa berfaedah lipat (banyak).
F.
Penggunaan Media Visual dalam Pembelajaran
Seperti yang telah diungkapkan di atas,
media visual merupakan media yang dapat dilihat
untuk dalam menyampaikan atau membeirkan makna kepada materi pembelajaran. Media
visual juga memiliki banyak jenis, antara lain :
1.
Media yang tidak diproyeksikan,
diantaranya:
a. Media
realia (benda nyata).
b. Model
(benda tiruan dalam wujud tiga dimensi).
c. Media
grafis. Jenis-jenis media grafis adalah:
•
gambar / foto
•
sketsa:
•
diagram / skema.
•
bagan / chart
•
grafik
2.
Media proyeksi, diantaranya:
a. Transparansi OHP (Overhead projector
/ OHP).
b. Film bingkai / slide
Contoh media visual yang sering
digunakan adalah gambar. Media gambar adalah segala sesuatu yang
diwujudkan secara visual ke dalam bentuk 2 dimensi sebagai curahan ataupun
pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip dan
opaque proyektor (Hamalik, 1994). Media gambar merupakan media yang paling umum
dipakai, yang merupakan bahasan umum dan dapat dimengerti dan dinikmati dimana
saja. Media gambar merupakan peniruan
dari benda-benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya relatif
terhadap lingkungan (Soelarko, 1980).
Media gambar dapat memberi gagasan dan
dorongan kepada guru dalam mengajar peserta didik, sehingga tidak tergantung
pada gambar dalam buku teks saja melainkan dapat menggunakan media gambar dari
majalah dan tabloid. Penggunaan gambar dapat
menerjemahkan konsep abstrak menjadi lebih realistis dan berwujud, sehingga peserta
didik tidak hanya dapat membayangkan saja. Di samping itu suasana pembelajaran
menjadi semakin menyenangkan.
Secara garis besar
fungsi utama penggunaan media gambar adalah :
a.
Fungsi edukatif; artinya mendidik dan
memberikan pengaruh positif pada pendidikan.
b.
Fungsi sosial; artinya memberikan informasi
yang autentik dan pengalaman berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep
yang sama kepada setiap orang.
c.
Fungsi ekonomis; artinya memberikan produksi
melalui pembinaan prestasi kerja secara maksimal.
Media pembelajaran
visual telah terbukti lebih efisien dalam melakukan komunikasi antara pendidik
dengan peserta didik. Media pembelajaran visual
mempunyai hubungan positif yang cukup tinggi dengan materi pelajaran.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran visual merupakan
media pembelajaran yang cukup baik dan efisien.
Guru dapat menggunakan
media pembelajaran visual dengan baik dan benar. Namun hal yang perlu
diperhatikan adalah guru tersebut mampu mengusai cara penggunaannya dengan
benar. Media pembelajaran visual sebaiknya digunakan di tempat yang tepat,
sesuai dengan jenis medianya. Misalnya, media yang tidak diproyeksikan dapat digunakan
diluar kelas. Hal ini memungkinkan untuk media pembelajaran visual yang berupa
benda nyata dan media grafis.
Dalam penggunaan media
pembelajaran visual berbentuk benda nyata misalnya, dalam pelajaran biologi, dapat
menggunakan tumbuhan diluar kelas sebagai media pembelajaran visual. Media
grafis dan model pun bisa digunakan diluar kelas, apabila media tersebut
memungkinkan untuk digunakan diluar kelas. Sedangkan untuk media pembelajaran
yang diproyeksikan, tempat yang tepat adalah di dalam kelas. Mengingat
kebutuhannya akan alat-alat yang cukup berat, dan dibutuhkannya aliran listrik,
tentu penggunaan media pembelajaran visual yang diproyeksikan ini lebih baik
digunakan di dalam kelas.
Melihat berbagai macam
jenis media visual, dapat simpulkan bahwa media pembelajaran visual dapat
digunakan kapan saja saat dibutuhkan. Para guru dapat menyesuaikan jenis media
visual apa yang dibutuhkan, dan disesuaikan dengan tempat kegiatan belajar
mengajar; apakah di dalam atau di luar ruangan.
G. Kelebihan Penggunaan Media Pembelajaran
Visual
Penggunaan media
pembelajaran visual dapat diilihat secara langsung oleh peserta didik dan
mewakili materi-materi yang disampaikan oleh guru. Penggunaan ini banyak sekali
memberi manfaat, biak kepada guru maupun pada peserta didik. Lebih rincinya,
beberapa manfaat yang dapat diberikan dari penggunaan media visual ini adalah :
1.
Menarik
Beberapa penelitian
membuktikan bahwa pembelajaran yang diserap melalui media penglihatan (media
visual), terutama media visual yang menarik, dapat mempercepat daya serap
peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan.
Salah satu keuntungan
penggunaan media pembelajaran visual adalah, bentuknya dapat dibuat semenarik
mungkin, agar peserta didik tertarik untuk mempelajarinya. Misalnya dalam media
jenis gambar atau proyeksi, media tersebut dapat dibuat dengan menambahkan
animasi yang eye catching, warna yang membangkitkan semangat, dan lain-lain.
Sedangkan untuk Media yang berupa model, dapat diwarnai dan dibentuk semirip
mungkin dengan yang asli sehingga mudah diingat.
2.
Lebih mudah diingat
Seperti yang telah
dibahas diatas, bentuk nyata, gambar, atau gambar bergerak akan lebih mudah
diingat oleh para peserta didik. Apabila dibandingkan dengan media pembelajaran
yang hanya berupa text book, para peserta didik akan sedikit kesulitan untuk
mengingatnya.
3.
Variatif
Karena jenisnya yang
beragam, guru dapat menggunakan semua jenis media visual yang ada. Hal ini
dapat menciptakan sesuatu yang variatif, dan tidak membosankan bagi para
peserta didiknya. Misalnya saja, dalam pelajaran matematika saat membahas
tentang materi bangun ruang, guru dapat menggunakan semua media pembelajaran,
mulai dari gambar (yang mungkin berupa poster, hasil gambar pendidik sendiri,
dan lain-lain), benda nyata (dengan membawa barang yang berbentuk bangun
ruang), atau dengan membuat video gambar bergerak tentang bangun ruang.
4.
Dapat melibatkan peserta didik dalam menggunakannya
Artinya, apabila media
pembelajaran visual yang digunakan adalah media pembelajaran non proyeksi, para
peserta didik dapat dengan langsung menyentuh dan belajar menerangkannya juga. Misalnya,
saat mempelajari anatomi tubuh dalam pelajaran biologi, peserta didik dapat
diminta maju kedepan, melihat model anatomi lebih dekat, dan diminta untuk
menunjukan satu bagian yang diminta oleh pendidiknya.
H. Kelemahan Penggunaan Media
Pembelajaran Visual
Disamping
memiliki kelebihan dalam penggunaan, media visual juga memilki kelemahan yang
harus dapat diatasi oleh guru dalam menggunakannya. Beberapa kelemahan terseut
antara lain:
1.
Sulit dibawa bawa
Beberapa media
pembelajaran visual yang memiliki ukuran besar cukup menyulitkan untuk dibawa
kesana-kemari. Begitu pula untuk menyajikan media pembelajaran visual yang
diproyeksikan, tentu membutuhkan banyak benda-benda penunjang yang cukup merepotkan
utnuk selalu dibawa-bawa.
2.
Membutuhkan listrik
Untuk media pembelajarn
visual yang diproyeksikan, harus membutuhkan listrik. Hal ini cukup merepotkan
apabila terjadi gangguan di sumber listrik, dan cukup membahayakan apabila
tidak digunakan dengan hati-hati.
3.
Apabila dipakai oleh peserta didik, kemungkinan cepat rusak
Salah satu keuntungan
dari media pembelajaran visual adalah dapat digunakan juga oleh peserta didik.
Namun, dari keuntungan ini, muncul kerugian juga, karena apabila digunakan
dengan banyak orang, media yang digunakan dapat menjadi cepat rusak.
Untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan yang ada pada pengunaan media visual, sebaiknya seorang
guru menggunakan media visual yang cukup mudah dipahami dan dibawa, sehingga
penggunaaannya dapat befungsi dnegan maksimal untuk meningkatkan motivasi
belajar peserta didik.
I.
Contoh Gambar Media
Pembelajaran Visual
Sebagian besar media visual adalah berupa gambar, dan dalam makalah ini
penulis melampirkan beberapa contoh media visual gambar, antara lain : a. Mode, b. Poster, c. Benda konkrit (nyata), d. Peta Konsep, e.
Grafik.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam
menciptakan kondisi belajar mengajar yang kreatif, dibutuhkan sarana dan
prasarana yang dapat menunjang terjadiya aktivitas pembelajaran, sesuai dengan
kemmapuan guru dan peserta didik. Salah satu dari komponen yang memungkinkan
proses pembelajaran dapat berlangsung dengan menyenangkan adalah penggunaan
media pembelajaran yang selektif.
Melihat
begitu pentingnya media pebelajran dalam proses belajar mengajar, maka media
berfungsi sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan dan
dapat membantu peserta didik dalam menerima pelajaran. Media pembelajaran dapat
memberikan pengertian yang jelas kepada peserta didik tentang materi yang
diterimanya dair guru.
Setiap
guru selalu berharap materi yang
disajikannya dapat dipahami dan dimengerti oleh peserta didik. Peranan media
pembelajaran akan sangat terlihat jika guru mampu memanfaatnya dengan baik.
Salah
satu bentuk dari media pembelajaran adalah media visual, yaitu media pembelajaran
yang dapat dilihat secara langsung oleh peserta didik. Berbagai jenis media
visual dapat digunakan dalam menyampaikan materi. Seperti:gambar, foto, grafik,
peta konsep dan lain-lainnya.
Penggunaan
media visual dalam proses pembelajaran memiliki banyak kelebihan dalam
penyajiannya, salah satunya adalah menarik dengan warna-warna cerah yang mampu
membangkitkan motivasi belajar peserta didik dan mengundang perhatian pada
materi yang disajikan.
Dalam proses
pembelajaran, kegunaan media pembelajaran visual adalah :
1.
Memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
3.
Penggunaan
media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif peserta
didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:
a. Menimbulkan kegairahan belajar.
a. Menimbulkan kegairahan belajar.
b. Memungkinkan interaksi
lebih langsung antara peserta didik dengan
lingkungan dengan kenyataan.
c. Memungkinkan peserta didik belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya.
B.
Saran
Disamping
mampu membentuk kompetensi siswa, penggunaan media pembelajaran visual
sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut:
1.
Guru harus
mengusahakan media pembelajaran yang mampu menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar.
2. Penggunaan media pembelajaran visual yang digunakan relevan dengan
materi pelajaran.
3. Sebaiknya menggunakan media visual yang berwarna sehingga menarik
perhatian peserta didik.
4. Penggunaan media visual hendaknya dapat memberi motivasi belajar
siswa dan meningkatkan minat terhadap materi yang sedang dipelajari.
5. Gur harus lebih kreatif dalam mencari dan menciptakan media
pembelajaran yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka
Cipta.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
M http://4.bp.blogspot.com/_MKchsX_qXTY/Ssyt-
udhoffir. 2001. Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.
Mukminan. 2001. Desain
Pembelajaran. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta Press.
Prayitno, E. 1989. Motivasi dalam Belajar. Jakarta. Depdikbud.
Sardiman, Arief S. dkk. 2006. Media Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Uno, Hamzah B.. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta :
Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar